Gambar Mewarnai Surprise
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Surprise. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
12 Contoh Cerpen untuk Anak: Membentuk Karakter Lewat Cerita
Membacakan cerita pendek (cerpen) pada anak bukan hanya tentang menghibur atau mengisi waktu luang. Cerpen adalah jendela untuk memperkenalkan nilai-nilai penting seperti kejujuran, tanggung jawab, persahabatan, empati, hingga keberanian. Lewat tokoh-tokoh sederhana yang dekat dengan dunia anak, mereka belajar memahami dunia tanpa perlu ceramah panjang. Dalam artikel ini, kamu akan menemukan 12 contoh cerpen anak yang bisa dibacakan orang tua, guru, atau bahkan dibaca sendiri oleh anak usia sekolah dasar. Ceritanya ringan, menyentuh, dan sarat pesan moral. Cocok untuk bahan bacaan harian, tugas sekolah, maupun inspirasi mendongeng. Yuk, kita mulai petualangan lewat kata-kata! 1. Satu Payung untuk Dua Sahabat Hari itu hujan turun sejak pagi. Langit mendung, angin dingin berhembus, dan suara petir terdengar beberapa kali. Sekolah tetap berjalan seperti biasa, tapi suasananya agak sepi karena banyak siswa yang izin tidak masuk. Dina duduk di bangku kelas lima, sendirian. Sahabatnya, Rara, duduk di sebelahnya sambil mengelap kacamatanya yang basah karena gerimis tadi pagi. Mereka berdua selalu bersama sejak kelas tiga. Kalau Dina bawa bekal, Rara pasti dapat bagian. Kalau Rara punya pensil warna baru, Dina selalu boleh pakai. Hari ini, Dina sedikit kesal. “Kenapa kamu enggak nungguin aku tadi pagi? Aku kehujanan loh,” gerutu Dina sambil membuka buku pelajaran. Rara...
Baca Dongeng...Si Gajah Tak Pernah Lupa - Dongeng Anak
Pada zaman dahulu kala, di Hutan Mutiara yang sejuk dan hijau, hiduplah seekor gajah muda bernama Gani. Tubuhnya besar, belalainya panjang, dan yang paling luar biasa—ia punya ingatan yang luar biasa tajam. Ia bisa mengingat lokasi buah mangga yang jatuh seminggu lalu, nama semut yang pernah ia tolong setahun lalu, bahkan kata-kata persis dari pidato ulang tahun si Burung Hantu tahun lalu (yang padahal bikin semua hewan ngantuk). Namun, sayangnya… teman-temannya sering menganggap kemampuan Gani itu membosankan. “Aduh, Gani! Kamu ingat semua hal kecil!” keluh Lala si Luwak. “Tiap aku sembunyiin biji kopi buat camilan tengah malam, kamu selalu tahu tempatnya!” “Iya! Dan tiap aku bohong soal siapa yang makan kue madu si Lebah, kamu langsung nyebutin detil kejadian jam berapa dan siapa yang bersin duluan!” tambah Toto si Tupai sambil manyun. Gani pun sedih. Ia mulai berpikir, “Apa gunanya punya ingatan super kalau semua teman jadi malas main bareng?” Namun suatu hari, kejadian besar mengguncang Hutan Mutiara: Ruru si Rusa menghilang! Semua hewan panik. Mereka berlari-lari, menyusuri sungai, memanggil-manggil nama Ruru, tapi tak ada hasil. “Dia hilang sejak kemarin sore,” kata Lala cemas. “Terakhir dia bilang mau nyari jamur ungu di dekat Batu Dua Tanduk,” sahut Toto. “Tapi…...
Baca Dongeng...Sabana 1: Ketika Monyet Menjadi Raja Hutan - Dongeng
Di tengah hamparan savana yang luas dan hangat, hiduplah berbagai hewan dalam kedamaian. Selama bertahun-tahun, mereka hidup di bawah kepemimpinan Raja Singa, seekor singa tua yang bijaksana. Walaupun tubuhnya sudah tidak sekuat dulu, ia selalu menjadi penengah adil di antara perselisihan, menjaga hukum rimba tetap berjalan damai. Namun, tak semua hewan puas dengan kedamaian itu. Seekor monyet yang cerdik tapi suka membuat onar mulai gelisah. Ia merasa bisa memimpin savana dengan lebih baik. “Mengapa hewan seperti aku, yang pintar memanjat dan bersuara nyaring, tidak boleh menjadi raja?” pikirnya setiap hari. Suatu pagi, saat hewan-hewan berkumpul untuk mendengarkan petuah Raja Singa, si monyet tiba-tiba memanjat ke atas batu besar dan berteriak: “Raja kita sudah tua dan lemah! Aku lebih cepat, lebih pintar, dan lebih aktif! Serahkan takhtamu, wahai Singa Tua!” Semua hewan terdiam. Burung-burung berhenti berkicau, dan padang rumput seolah membeku. Singa tua memandangi monyet itu dengan mata tenang dan berkata, “Jika kau benar-benar ingin menjadi raja, kau tak perlu berteriak dan membuat keributan. Aku sudah lelah. Aku akan turun tahta... dengan satu syarat.” Monyet yang terkejut langsung menegakkan punggungnya, “Syarat apa, wahai Raja?” “Jadilah raja yang bijak. Jaga savana dengan adil. Pimpinlah dengan hati, bukan hanya suara dan canda.”...
Baca Dongeng...